Ini Perbedaan Antara Hard Skill dan Soft Skill, Pahami Sebelum Masuk Dunia Kerja!

Ini Perbedaan Antara Hard Skill dan Soft Skill, Pahami Sebelum Masuk Dunia Kerja!

Jika kamu akan segera memasuki dunia kerja, tentu kamu akan makin sering mendengar soal hard skill dan soft skill. Hal ini merupakan aspek mendasar yang tak cuma harus diketahui, namun juga harus dimiliki oleh para pencari kerja. Bahkan, kamu yang sudah berada di dalam dunia kerja pun, bisa mendalami hal ini secara lebih untuk meningkatkan karir kamu. Berikut berbagai penjelasan soal perbedaan hard skill dan soft skill. Pengertian Hard Skill & Soft Skill Pertama-tama, mari kita bahas soal pengertian hard skill. Pada dasarnya, hard skill adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Hal ini biasanya tertulis di kolom requirements di sebuah lowongan pekerjaan. Hard skill biasanya merupakan kemampuan spesifik dan jadi salah satu deskripsi pekerjaan kamu kelak. Jika melansir dari laman The Balance Career, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi formal seperti perkuliahan, serta deretan program lain seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online, program sertifikasi, dan juga training di perusahaan. Di sisi lain, Soft Skill adalah kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Baiknya soft skill yang kamu miliki memperlihatkan bagaimana kamu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarmu. Jika hard skill merupakan sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari, soft skill merupakan atribut ‘bawaan’ kita sebagai individu. Hal ini mungkin bisa dipelajari, namun tidak dengan cara belajar layaknya mengenyam bangku kuliah, namun dengan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain serta melatih kepekaan terhadap lingkungan. Dari sini, kita bisa mengimplikasikannya pada perilaku dan berimbas pada soft skill. Perbedaan hard skill dan soft skill Hal paling mendasar yang membedakan antara hard skill dan soft skill adalah hard skill bisa dibuktikan, sementara soft skill tidak. Kamu bisa memproklamirkan diri memiliki hard skill selama kamu bisa membuktikannya, sementara soft skill tak serta merta bisa kamu sertakan di CV. Berikut contoh hard skill dan soft skill. Contoh Hard Skill Pada poin di atas, kita sudah mempelajari soal pentingnya hard skill dan soft skill. Sekarang, mari kita bahas apa saja contoh dari hard skill dan juga soft skill. Sesuai dengan definisinya, hard skill merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki untuk sebuah pekerjaan tertentu. Contohnya, desain web, menulis, programming komputer, akuntansi, menerjemahkan bahasa asing, dan masih banyak sekali hard skill yang lainnya. Biasanya, hard skill juga diukur dari seberapa baik kamu dalam objek hard skill yang kamu kuasai. Seperti contohnya, tingkat kefasihan bahasa asing, seberapa mahir mengoperasikan mesin, seberapa baik dalam mendesain, seberapa cepat dalam mengetik, dan lain sebagainya. Biasanya, deretan hard skill yang kamu miliki akan kamu catat di Curriculum Vitae dan juga di surat lamaran agar perekrut bisa mendapat pertimbangan. Contoh soft skill Seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya, soft skill adalah atribut diri serta kemampuan berkomunikasi yang merupakan sifat bawaan dan tidak dipelajari secara formal. Soft skill ini merupakan aspek penting dalam kesuksesan karir kamu, lho. Pasalnya, setiap pekerjaan membutuhkan keterlibatan orang lain. Oleh karena itu, kemampuan kita dalam berinteraksi adalah aspek penting dalam sebuah pekerjaan. Mari kita kupas satu demi satu apa saja yang jadi contoh soft skill. Melansir The Balance Careers, berikut ulasannya. 1. Kemampuan Berkomunikasi Seperti yang telah disebut di atas, kemampuan berkomunikasi adalah soft skill nomor satu yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Kuncinya adalah bagaimana bisa meletakkan diri di berbagai situasi, di mana kita tahu kapan harus berbicara lebih sopan atau lebih santai, bisa membaca situasi yang tepat untuk beropini, dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik. Berbagai contoh soft skill dengan dasar komunikasi meliputi: Kemampuan bernegosiasi Kemampuan persuasi Kelancaran presentasi Berbicara di depan umum Membaca body language lawan bicara Kemampuan menggunakan komunikasi non-verbal (seperti intonasi nada, gestur tangan, ekspresi wajah, dsb.) 2. Berpikir Kritis Contoh soft skill yang kedua adalah kemampuan berpikir kritis. Apapun bidang pekerjaan yang kamu jalani, kamu diwajibkan untuk mampu menganalisis situasi dan mengambil keputusan dengan tepat. Deretan soft skill yang terkait dengan pola pikir kritis ini meliputi: Kreativitas Fleksibilitas Tingginya rasa ingin tahu Tingginya selera artistik Kemauan belajar hal baru Pola pikir logis Kemampuan memecahkan masalah Dan lain sebagainya 3. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan soft skill yang akan membawa kamu menjadi pemimpin di masa depan. Aspek ini menitikberatkan pada kemampuan pengambilan keputusan di masa pelik, dan bagaimana menangani orang banyak di situasi tertentu. Soft skill yang termasuk dalam kategori kepemimpinan meliputi: Kemampuan manajemen konflik Pengambilan keputusan Kemampuan mentoring Kemampuan supervisi Dan lain sebagainya 4. Perilaku Baik Jika kamu memiliki semua hard skill dengan kemampuan yang mumpuni, semua hal tersebut akan percuma jika tidak dibarengi dengan perilaku yang baik. Berbagai hal seperti pribadi ramah, bersemangat kerja, atau berbagai hal positif lainnya, tentu akan menambak efektivitas kerja. Berikut beberapa soft skill yang termasuk dalam aspek perilaku baik: Kepercayaan diri Kooperatif dalam tim Antusiasme tinggi Kejujuran Kesabaran Selera humor yang baik Pembagian waktu yang imbang antara kerja dan kehidupan luar kantor Dan lain sebagainya 5. Kerja Tim Jangan berharap untuk diterima untuk bekerja sendiri. Salah satu tanggung jawab paling besar dalam mengenyam sebuah pekerjaan adalah untuk bekerja sama dengan baik dengan karyawan lainnya. Oleh karena itu, kerja tim adalah salah satu soft skill paling penting yang harus dimiliki. Berbagai skill yang berhubungan dengan kerja tim meliputi: Kemauan berkolaborasi Kemauan menerima feedback Menerima keberagaman Empati Kemampuan berjejaring dan bersosialisasi Dan lain sebagainya 6. Etos Kerja Aspek soft skill terakhir adalah kuatnya etos kerja. Seseorang dengan etos kerja yang baik, akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif waktu serta hasil yang lebih berkualitas. Soft skill yang paling berhubungan dengan etos kerja ini adalah kemampuan untuk tetap fokus, tetap terorganisir, dan mampu mengatur waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tak cuma itu, seseorang dengan etos kerja akan sama baiknya dalam bekerja independen maupun dalam arahan. Berikut deretan kemampuan atau soft skill yang berhubungan dengan etos kerja: Dedikasi tinggi Pekerjaan yang terorganisir Deadline yang terpenuhi Kemampuan multitasking Perencanaan yang matang manajemen waktu yang baik Performa yang baik di bawah tekanan Dan lain sebagainya. Bagaimana Menurut Para Ahli? Alison Doyle, seorang pakar di bidang karir dan pencarian kerja, menyebut bahwa hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Doyle menyebut bahwa hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pada proses interview, untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain. Doyle juga menggarisbawahi bahwa hard skill adalah senjata utama seorang kandidat untuk menjajaki dunia kerja. Bahkan untuk mencari yang kandidat dengan hard skill paling mumpuni, korporasi maupun perusahaan berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat. Soal soft skill, Lindsey Pollak, pakar karir multigenerasi dan penulis buku laris “Becoming The Boss,” menyebut bahwa soft skill adalah aspek yang paling penting untuk dimiliki ketika menjajaki dunia kerja. Pasalnya, performa kamu di pekerjaan hanya dipandang sebagai ‘tugas’ belaka. Sementara sebuah ‘tugas’ itu bisa dikerjakan oleh ribuan orang lain, soft skill-lah yang membedakanmu dengan mereka dan membawamu ke tingkat yang lebih tinggi.